Dan aku tersudut
ditemani dinding yang setia mengajaku berbicara memecahkan keheningan ini. Banyak
rencana yang sebagian besar hanya menjadi sebuah rencana. Banyak rencana yang
bahkan aku sendiri belum yakin untuk mengubahnya menjadi mantan rencana. Satu persatu
rencana itu kadaluarsa dan disetiap prosesnya hanya dapat aku sesali. Kenapa aku
selalu merasa ragu terhadap rencana ku itu? Lalu jika aku ragu, untuk apa aku
membuatnya? Tapi bukankah setiap orang boleh membuat rencana?
Kemudian tiba-tiba
muncul dibenak ku sebuah kata yang sangat familiar dan sedikit aku benci, yaitu
kata “sendiri”.
Kenapa “sendiri” itu
selalu membayang-bayangi ku? Kenapa aku selalu merasa “sendiri”? kenapa “sendiri”?
Sen-di-ri? Apa itu sendiri? Sendiri itu apa ya? Kenapa “sendiri” selalu
menemani ku?
Banyak orang bilang, “kamu
ga sendiri kok, kami selalu bersamamu”. Tapi apakah kalian tau bahwa kalimat
yang terdiri atas 7 kata itu tidak menggoyahkan kuatnya 1 kata yang mungkin
sudah tertanam dalam sini. Satu hal yang aku sadari penuh bahwa kesendirian itu
memang datangnya dari diriku sendiri. Jadi jika ingin menghilangkan kesendirian
juga harus dating dari diri sendiri. Aku tersangkanya? Ya!
Aaahhhh… sekarang pake
bahasa non-formal biar gahol…
Dampak yang ditimbulkan
kalo orang udah ngerasa “sendiri” itu salah satunya adalah “cemburu”. Ini si
menurut apa yang aku rasain aja ya. Contohnya nih, cemburu ketika kita ga bisa ikut
main sama temen-temen sedangkan mereka foto-foto bareng, otomatis ga akan
nongol muka kita kan di foto itu. Fakta bahwa kita ga akan nongol di arsip foto
mereka itu sangat menyedihkan dan yang paling menyedihkan adalah kita tau
dengan sendirinya tanpa mereka kasih tau. Ouuchh… menyayat hati (hatiku aja
kali ya).
Terus kalo udah
lebay-lebay bilang hal ini menyayat hati, muncul pertanyaan “kenapa kamu ga
ikut aja? Lebay amat”. Haha ini ujung-ujungnya curhat yaa… depannya udah
gaya-gayaan kaya penulis blog professional eeeh ujungnya curhat ga penting
juga. Semoga temenku yang satu itu juga ga baca, amiiin.
Nasehat buat diri
sendiri:
Kalo kamu ga mau ngerasa
sendiri, yang pertama cobalah untuk tidak egois. Banyakin ngobrol sama temen. Jangan
nunggu temen yang hubungin kamu, tapi kamu duluan yang hubungi mereka! Ga mau? Balik
lagi kekalimat pertama.
The
Power of Introvert? Bahkan aku terlalu pesimis untuk kalimat itu.
Tapi
sebagai orang yang beriman harus bias selalu optimis! Oke aku optimis! Optimis optimis
optimis! Fighting!