Jumat, 24 Oktober 2014

Psikologi Manajemen# (minggu keempat)



1.       Definisi pengorganisasian
Pengorganisasian adalah proses untuk menata dan mengalokasikan pekerjaan dan sumber daya manusia serta pendistribusian wewenang, sehingga sasaran organisasi dapat dicapai (Sutedjo, 2003). Dalam melakukan pengorganisasian, perlu kiranya memperhatikan sasaran organisasi, karena sasaran yang berbeda akan memerlukan pengorganisasian yang berbeda pula.

2.       Definisi Struktur Organisasi
Agar suatu system kerja sama berjalan dengan baik, perlu jelaslah pembagian kerja, tugas, kewajiban, tanggungjawab, dan wewenang setiap orang di dalamnya. Pembagian kerja dan penentuan tanggungjawab atau wewenang itu menciptakan struktur organisasi. Dengan kata lain, struktur organisasi adalah susunan dan hubungan antara komponen atau bagian dalam suatu organisasi (Suparjati dkk, 2000).

3.       Pengorganisasian sebagai fungsi  dari manajemen
Hal-hal yang perlu diketahui dalam fungsi pengorganisasian adalah sebagai berikut;
a.       Adanya pendelegasian wewenang dari manajemen puncak kepada manajemen pelaksana.
b.      Adanya pembagian tugas yang jelas.
c.       Memiliki manajer puncak yang professional untuk mengkoordinasikan seluruh kegiatan.
(Alam, 2007)

Sumber:

S, alam. (2007). Ekonomi untuk SMA dan MA kelas XII. Jakarta: Esis.
Sutedjo, Budi., John Philio Simandjuntak & Andreas, dan Ari Sukoco. (2003). I-CRM 
             Membina Relasi dengan Pelanggan.com. Yogyakarta: Andi.
Suparjati. (2000). Tata usaha dan kearsipan. Yogyakarta: Kanisius.

Jumat, 17 Oktober 2014

Psikologi Manajemen # (minggu ketiga)



1.      Manfaat Perencanaan
Sebagai langkah awal dari kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuan, perencanaan memiliki manfaat-manfaat sebagai berikut:
a.       Perencanaan dapat membuat pelaksanaan tugas menjadi tepat dan kegiatan tiap unit akan terorganisasi menuju arah yang sama.
b.      Perencanaan yang disusun berdasarkan penelitian yang akurat akan menghindarkan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.
c.       Perencanaan memuat standar-standar atau batas-batas tindakan dan biaya sehingga memudahkan pelaksanaan pengawasan.
d.      Perencanaan dapat digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan, sehingga aparat pelaksana memiliki irama atau gerak dan pandangan yang sama untuk mencapai tujuan perusahaan. (S Alam, 2007)

Oleh karena perencanaan sebagai proses untuk menetapkan strategi organisasi agar mencapai sasaran yang telah ditetapkan, tak ayal lagi perencanaan akan membawa manfaat besar bagi perusahaan. Ada lima manfaat pokok dari perencanaan ini yang bias dipakai oleh Supervisor;
a.       Perencanaan membantu Supervisor melaksanakan lebih banyak dengan sumber lebih sedikit. Logika manajemen yaitu efisien berjalan dengan sempurna apabila Supervisor membuat dan menjalankan perencanaan dengan baik dan benar.
b.      Keterampilan merencana Supervisor memengaruhi produktivitas orang lain. Terutama bagi anak buahnya. Apabila Supervisor membuat perencanaan dengan benar, anak buah relative akan benar juga dalam menjalankan tugas-tugasnya.
c.       Perencanaan akan menjadikan Supervisor proaktif, tidak sekadar aktif. Proaktif merupakan tindakan yang harus dijalankan Supervisor jika ingin produktivitas pribadi dan organisasi berada dalam titik tinggi. Alat untuk membantu meningkatkan produktivitas ini tak lain adalah perencanaan.
d.      Tidak ada pekerjaan yang gagal. Hanya ada kegagalan dalam membuat perencanaan. Walaupun kalimat ini terkesan tendensius, namun dapat menjadi sebuah kebenaran. Gagalnya Supervisor dalam mengamankan keputusan manajemen yang telah menjadi kewajibannya tak lain karena sedari awal gagal dalam membuat perencanaan.
e.       Untuk melaksanakan tugas yang besar dan penting perlu dua hal: rencana dan waktu yang hamper tidak mencukupi. Apabila Supervisor sudah melakukan perencanaan dengan benar, setengah dari pekerjaan itu sudah selesai. Setengahnya lagi melakukan eksekusi dari perencanaan tersebut. Ditambah catatan bertinta tebal: dengan waktu yang terbatas. (Agung, 2009)

2.      Jenis perencanaan
Ada dua jenis perencanaan, yaitu :
a.       Perencanaan strategi
Perencanaan strategi merupakan perencanaan yang sifatnya jangka panjang yang ditetapkan oleh pemimpin dan merupakan umum suatu organisasi. Perencanaan jangka panjang digunakan untuk mengembangkan pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juaga digunakan untuk merevisi pelayanan yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan masa kini.
b.      Perencanaan operasional
Perencanaan operasional menguraikan kreativitas dan prosedur yang akan digunakan serta menyusun jadwal waktu pencapaian tujuan, menentukan siapa orang-orang yang bertanggung jawab untuk setiap aktivitas, menetapkan prosedur serta menggambarkan cara menyiapkan orang-orang untuk bekerja dan metode untuk mengevaluasi perawatan pasien.
Contoh kasus:
Sribu Kembali Berencanan Menggandeng VISA untuk Menarik Pelanggan..
Jakarta, 6 Oktober 2914 – Sribu kembali berkolaborasi dengan Visa sebagai partener yang sebelumnya pernah berkerja sama pada tahun 2010. Dalam kerjasama untuk yang kedua kalinyaSribu memberikan potongan sebesar 10 % pada setiap transasksi yang  mengunakan kertu kredi berlogo VISA.
Sribu adalah salah satu webseite yang menghhubungkan klien yang membutuhkan desin dengan komunitas desainer. Sribu juga menawarkan 20 kategori desain mulai dari idesain logo, desain cover buku, desain stationery, desain kemasan, dan masih banyak lagi. Sribu pun telah melayani lebih dari 200 dan klien UMK dan perusahaan bersar dari berbagai industri di Asia Tenggara.
Seiring dengan bertumbuhnya dan pertamabahan jumlah klien yang menggunakan jasa Sribu. Ryan ingin lebih banyak mengajak untuk berteransaksi menggunakan kartu kredit transfer bank, Selain teransaski yang sangat mudah cepat, dan lebih nyaman, pembayaran dengan menggunakan kartu kredit juga akan membuat proses pelayanan. Program yang akan berlangsung selama satu tahun untuk semua pembelian atau paket kecuali paket saver, akan mendapatkan potongan 10%, namun tidak dapat digabung dengan promo yang lain. Dan program ini akan berlangsung sampai dengan Agustus 2015.
Dalam perencanaan yang dilakukan oleh organisasi Sribu ini adalah perencana yang dimana menguntungkan bagi kedua belah pihak. Sedangkan untuk konsumen atau pengguna jasa mereka akan mendapatkan kepuasan belanja tersendiri. Misalnya saja seorang konsumen yang ingin melakukan transaski untuk pembelian paket A, dan dia memiliki kartu kredit yang memiliki logo Visa. Sehingga konsumen akan mendapatkan potongan harga sebesar 10 % sampai dengan Agustus 2015.

Sumber:
Agung, A.M. Lilik. (2009). Cara Cepat Menjadi Supervisor Unggul.
           Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
S, Alam. (2007). Ekonomi untuk SMA dan MA KelasXII. Jakarta: Esis.
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/perencanaan-sumber-daya-manusia.html

Jumat, 10 Oktober 2014

Psikologi Manajemen # (minggu kedua)


Definisi Perencanaan dan Langkah-langkah Menyusun Perencaan

Definisi Perencanaan
Dalam manajemen, diperlukan peran tiap orang yang terlibat di dalamnya untuk menyikapi posisi masing-masing. Oleh sebab itu diperlukan adanya fungsi-fungsi yang jelas mengenai manajemen. Pada fungsi manajemen terdapat beberapa elemen utama yaitu Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Staffing (kepegawaian), Directing (pengarahan), Controlling (pengendalian/evaluasi).
Fungsi planning (perencanaan) adalah fungsi terpenting dalam manajemen, oleh karena fungsi ini akan menentukan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Tanpa ada fungsi perencanaan tidak mungkin fungsi manajemen lainnya akan dapat dilaksanakan dengan baik. Perencanaan akan memberikan pola pandang secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan dijalankan, siapa yang akan melakukan, dan kapan akan dilakukan. Perencanaan merupakan tuntutan terhadap proses pencapaian tujuan secara efektif dan efesien.
Perencanaan mempunyai banyak definisi dan arti. Kata perencanaan itu sendiri dapat diasosiasikan pada aktivitas, suatu proses, sebuah profesi, dan sebagai disiplin (Dempster dalam Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota). Menurut See Sabon (dalam https://www.scribd.com/doc/28131127/Definisi-Perencanaan-Pembelajaran ), Perencanaan membantu kita melihat masalah dalam pemikiran yang baru, pandangan yang berbedadari yang lain, dan lebih baik dalam memahami masalah yang kompleks menjadi lebih sederhana. Dengan kata lain, perencanaan merupakan suatu proses pemecahan masalah untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Langkah-langkah menyusun perencanaan
Langkah-langkah dalam perencanaan secara garis besar terdiri dari empat langkah dasar perencanaan yang bisa diterapkan untuk semua tipe jenjang organisasi atau lembaga. Langkah-langkahnya antara lain adalah :
a.       Menetapkan sasaran
Kegiatan perencanaan dimulai dengan menetapkan apasaja yang ingin dicapai oleh organisasi, tanpa dasar yang jelas, sumber daya yang ada akan meluas menyebar dengan menetapkan prioritas dan merinci serta mengkalkulasi sasaran secara jelas maka organisasi dapat mengarahkan segala sumber daya yang lebih efektif dan efisien serta tepat guna dan tepat sasaran. Tugas pokok dan fungsi harus sudah ada, jika sudah memiliki tupoksi yang jelas, maka akan semakin memudahkan untuk membuat sasaran yang bisa dipakai untuk satu tahun kedepan maupun sasaran yang ingin dicapai dalam lima tahun kedepan.
b.      Merumuskan Posisi Organisasi
Posisi organisasi saat ini dimana pimpinan harus tahu dengan posisi organisasinya saat ini. Sumber daya apa yang dimiliki organisasinya saat ini. Barulah rencana dapat disusun setelah diketahui posisi organisasinya, kekuatan-kekuatan yang akan melaksanakan dari apa-apa yang telah direncanakan dengan mengetahui keuangan dan statistik organisasi saat ini.
c.       Mengidentifikasi berbagai faktor
Mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat selanjutnya perlu diketahui faktor-faktor baik dari dalam maupun yang datang dari luar yang diperkirakan dapat membantu dan mendukung serta yang menghambat organisasi untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
d.      Menyusun langkah-langkah untuk mencapai sasaran
Langkah terakhir dalam menyusun perencanaan adalah mengembangkan berbagai kemungkinan alternative atau langkah yang diambil untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan, mengevaluasi alternative ini dengan memilih mana yang baik dan mana yang dianggap cocok dan memuaskan.

Contoh kasus:
Organisasi tanpa perencanaan ibarat orang yang melakukan terjun payung tanpa menggunakan parasut. Atau seperti seorang eksekutif berkata bahwa apa yang tidak direncanakan hari ini tidak akan terlaksana besok. Apabila ada orang yang menyatakan “bagaimana besok saja?” maka jangan berharap orang atau organisasi tersebut mencapai kesuksesan. Mereka yang hanya menggantungkan diri kepada harapan dan tindakan improvisasi di saat mereka menghadapi situasi di lapangan maka mereka sebenarnya adalah orang dan organisasi yang tidak mampu memaknai kehidupan secara lebih luas. Perencanaan terjadi di semua tipe kegiatan. Perbedaan pelaksanaan adalah hasil tipe dan tingkat perencanaan yang berbeda pula. Perencanaan dalam organisasi adalah esensial (perlu sekali), karena dalam kenyataannya perencanaan memegang peranan lebih disbanding fungsi-fungsi manajemen lainnya. Fungsi-fungsi pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan sebenarnya hanya melaksanakan keputusan-keputusan perencanaan. Oleh karena itu, untuk mencapai kesuksesan maka mereka harus membuat perencanaan dari yang global sampai rinci, sehingga mudah untuk memvisualisasikan pencapaian target di masa depan. Pembuatan rencana menjadi kompleks karena rencana kerjadan interaksi yang melibatkan antar anggota tim perlu diatur sedemikian rupa sehingga bias saling mendukung untuk mencapai target. Manajemen adalah kebiasaan yang dilakukan secara sadar dan terus menerusmembentuk organisasi formal, dan seni membuat keputusan merupakan pusat melakukan halitu. Pembuatan keputusan mengidentifikasi dan memilih serangkaian tindakan untuk menghadapi masalah tertentu atau mengambil keuntungan dari suatu kesempatan dan merupakan bagian penting dari pekerjaan setiap manajer. Kita semua membuat keputusan, tentu saja. Apa yang membedakan praktek manajemen adalah perhatian khusus, sistematik yang diberikan manajer pada pembuatan keputusan. Waktu dan hubungan manusia dalam membuat keputusan merupakan elemen yang penting dalam pembuatan keputusan. Pembuatan keputusan menghubungkan keadaan organisasi masa kini dengan tindakan yang akan diambil organisasi ke dalam masa depan. Pembuatan keputusan juga menggunakan masa lalu; pengalaman masa lalu (positif dannegatif) yang memainkan bagian penting dalam menentukan pilihan mana yang dilihat oleh manajer layak atau diinginkan. Jadi tujuan untuk masa depan sebagian berdasarkan pada pengalaman masa lalu. Jadi, korelasinya membahas mengenai perencanaan yang merupakan bagian terpenting dalam fungsi-fungsi organisasi dalam membuat keputusan tidaklah cukup dengan penjelasan umum, karena ini menyangkut masa depan organisasi atau kelompok kepentingan. Berikutakan dijelaskan lebih rinci mengenai perencanaan dan pemgambilan keputusan.

Sumber:
Masik, Agustomi. (2005). Hubungan Modal Sosial dan Perencanaan. Jurnal Perencanaan Wilayah dan kota, 16, 1-23.
Pamungkas AS, Raditya. Bagaimana Kedudukan Intuisi dalam Sebuah Perencanaan? Jurnal PS PWK Unisba. (http://journal.uny.ac.id/index.php/jpk/article/download/777/604)

Kamis, 02 Oktober 2014

Psikologi Manajemen #

Manajemen
Manajemen berasal dari bahasa Inggris “management” dengan kata kerja to manage yang secara umum berarti mengurusi. Dalam arti khusus manajemen dipakai bagi pimpinan dan kepemimpinan, yaitu orang-orang yang melakukan kegiatan memimpin, disebut “manajer”.
Untuk mengartikan dan mendefisikan manajemen dari berbagai literartur dapat dilihat dari tiga pengertian, yaitu :
1.      Manajemen Sebagai Suatu Proses
Melihat bagaimana cara orang mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih   dahulu. Pengertian manajemen sebagai suatu proses dapat dilihat menurut:
·       George R.Terry
Manajemen adalah cara pencapaian tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu melalui kegiatan orang lain.
·         Haiman
Manajemen adalah fungsi untuk mencapai suatu tujuan melalui orang lain, mengawasi usaha-usaha yang dilakukan individu untuk mencapai tujuan.
·         Stoner
Stoner mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengawasi usaha-usaha dari anggota organisasi dan sumber-sumber organisasi lainnya untuk mancapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
·         Mary Parker Follet
Mendefinisikan manajemen sebagai suatu seni untuk melakukan sesuatu melalui orang lain.
2.      Manajemen Sebagai Suatu Kolektivitas
Yaitu merupakan suatu kumpulan orang-orang yang bekerja sama untuk untuk mencapai tujuan bersama. Kumpulan orang-orang disini menunjukan adanya tingkatan kepemimpinan (pimpinan atas, menengah dan bawah). Pendapat ini dikemukakan oleh Henry Fayol.
3.      Manajemen Sebagai Ilmu dan Seni
Manajemen sebagai suatu ilmu karena telah dipelajari sejak lama dan menjelaskan tentang gejala-gejala, gejala-gejala diteliti dengan menggunakan metode ilmiah, yaitu menggunakan bantuan disiplin ilmu lainnya seperti ilmu sosial, filsafat, matematik dan statistic dan lain sebagainya.
Dalam praktek, istilah manajemen dipakai dalam organisasi yang lebih besar dan berdiri sendiri dan dapat dibedakan dengan jelas dari organisasi lain.

Kepemimpinan
Dalam kenyataannya pemimpin dapat mempengaruhi semangat dan kegairahan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Para pemimpin juga memainkan peranan kritis dalam membantu kelompok, individu untuk mencapai tujuan.
Ralph M. Stogdill mendefinisikan kepemimpinan sebagai berikut: kepemimpinan manajerial adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan tugas dari anggota kelompok (Stoner, 1986:114). Sementara itu menurut A.M. Kadarman, Sj dan Jusuf Udaya kepemimpinan didefinisikan sebagai seni atau proses untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang lain agar mereka mau berusaha untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai kelompok (Kadarman et.al, 1992:110). Menurut Kae H. Chung dan Leon C Megginson kepemimpinan didefinisikan sebagai kesanggupan mempengaruhi prilaku orang lain dalam suatu arah tertentu (Kossen, 1986:181).
Sedangkan menurut Edwin A. Fleishman kepemimpinan diartikan suatu usaha mempengaruhi orang antar perseorangan (interpersonal) lewat proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan (Gibson, Ivancevich and Donnely, 1987:263). Dari rumusan-rumusan di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi dan mengarahkan orang lain untuk tercapainya suatu tujuan tertentu.
Adapun dua aspek bagi seorang manajer dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan tertentu antara lain:
1.      Fungsi kepemimpinan
Yaitu fungsi yang dilaksanakan oleh pemimpin di lingkungan kelompoknya agar secara operasional berhasil guna. Seorang pemimpin mempunyai dua fungsi yaitu:
fungsi yang berkaitan dengan tugas dan fungsi sosial/pemeliharaan kelompok. Fungsi yang berkaitan dengan tugas dapat meliputi pemberian perintah, pemberian saran pemecahan dan menawarkan informasi serta pendapat. Sedangkan fungsi pemeliharaan kelompok/fungsi sosial meliputi semua hal yang membentuk kelompok dalam melaksanakan tugas operasinya untuk mencapai tujuan dan sasaran. Sebagai suatu misal persetujuan dengan kelompok lain, menengahi ketidaksepakatan kelompok dan sebagainya. Pemimpin yang berhasil menjalankan kedua fungsi tersebut dengan baik adalah pemimpin yang berhasil.
2.      Gaya kepemimpinan
Yaitu sikap dan tindakan yang dilakukan pemimpin dalam menghadapi bawahan. Ada dua macam gaya kepemimpinan yaitu gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada karyawan. Dalam gaya yang ber orientasi pada tugas ditandai oleh beberapa hal sebagai berikut:
·         Pemimpin memberikan petunjuk kepada bawahan.
·         Pemimpin selalu mengadakan pengawasan secara ketat terhadap bawahan.
·         Pemimpin meyakinkan kepada bawahan bahwa tugas-tugas harus dilaksanakan sesuai dengan keinginannya.
·         Pemimpin lebih menekankan kepada pelaksanaan tugas daripada pembinaan dan pengembangan bawahan.
Sedangkan gaya kepemimpinan yang berorientasi kepada karyawan atau bawahan ditandai dengan beberapa hal sebagai berikut.
·         Pemimpin lebih memberikan motivasi daripada memberikan pengawasan kepada bawahan.
·         Pemimpin melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan.
·         Pemimpin lebih bersifat kekeluargaan, saling percaya dan kerja sama, saling menghormati di antara sesama anggota kelompok

            Menurut University of Iowa Studies yang dikutip Robbins dan Coulter (2002), Lewin menyimpulkan ada tiga gaya kepemimpinan; gaya kepemimpinan autokratis, gaya kepemimpinan demokratis, gaya kepemimpinan Laissez-Faire (Kendali Bebas) (p. 406).
1.      Gaya Kepemimpinan Autokratis
      Menurut Rivai (2003), kepemimpinan autokratis adalah gaya kepemimpinan yang menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya, sehingga kekuasaanlah yang paling diuntungkan dalam organisasi (p. 61).
      Robbins dan Coulter (2002) menyatakan gaya kepemimpinan autokratis mendeskripsikan pemimpin yang cenderung memusatkan kekuasaan kepada dirinya sendiri, mendikte bagaimana tugas harus diselesaikan, membuat keputusan secara sepihak, dan meminimalisasi partisipasi karyawan (p. 460). Lebih lanjut Sukanto (1987) menyebutkan ciri-ciri gaya kepemimpinan autokratis (pp. 196-198):
·         Semua kebijakan ditentukan oleh pemimpin.
·         Teknik dan langkah-langkah kegiatannya didikte oleh atasan setiap waktu, sehingga langkah-langkah yang akan datang selalu tidak pasti untuk tingkatan yang luas.
·         Pemimpin biasanya membagi tugas kerja bagian dan kerjasama setiap anggota.


      Sedangkan menurut Handoko dan Reksohadiprodjo (1997), ciri-ciri gaya kepemimpinan autokratis (p. 304):
·         Pemimpin kurang memperhatikan kebutuhan bawahan.
·         Komunikasi hanya satu arah yaitu kebawah saja.
·         Pemimpin cenderung menjadi pribadi dalam pujian dan kecamannya terhadap kerja setiap anggota.
·         Pemimpin mengambil jarak dari partisipasi kelompok aktif kecuali bila menunjukan keahliannya
2.      Gaya kepemimpinan Demokratis / Partisipatif
      Kepemimpinan demokratis ditandai dengan adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Dibawah kepemimpinan demokratis bawahan cenderung bermoral tinggi, dapat bekerja sama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri (Rivai, 2006, p. 61).
      Menurut Robbins dan Coulter (2002), gaya kepemimpinan demokratis mendeskripsikan pemimpin yang cenderung mengikutsertakan karyawan dalam pengambilan keputusan, mendelegasikan kekuasaan, mendorong partisipasi karyawan dalam menentukan bagaimana metode kerja dan tujuan yang ingin dicapai, dan memandang umpan balik sebagai suatu kesempatan untuk melatih karyawan(p. 460). Jerris (1999) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang menghargai kemampuan karyawan untuk mendistribusikan knowledge dan kreativitas untuk meningkatkan servis, mengembangkan usaha, dan menghasilkan banyak keuntungan dapat menjadi motivator bagi karyawan dalam bekerja (p.203).
Ciri-ciri gaya kepemimpinan demokratis (Sukanto, 1987, pp. 196-198):
·         Semua kebijaksanaan terjadi pada kelompok diskusi dan keputusan diambil dengan dorongan dan bantuan dari pemimpin.
·         Kegiatan-kegiatan didiskusikan, langkah-langkah umum untuk tujuan kelompok dibuat, dan jika dibutuhkan petunjuk-petunjuk teknis pemimpin menyarankan dua atau lebih alternatif prosedur yang dapat dipilih.
·         Para anggota bebas bekerja dengan siapa saja yang mereka pilih dan pembagian tugas ditentukan oleh kelompok.



Lebih lanjut ciri-ciri gaya kepemimpinan demokratis (Handoko dan Reksohadiprodjo, 1997, p. 304):
·         Lebih memperhatikan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi.
·         Menekankan dua hal yaitu bawahan dan tugas.
·         Pemimpin adalah obyektif atau fact-minded dalam pujian dan kecamannya dan mencoba menjadi seorang anggota kelompok biasa dalam jiwa dan semangat tanpa melakukan banyak pekerjaan.
3.      Gaya Kepemimpinan Laissez-faire (Kendali Bebas)
Gaya kepemimpinan kendali bebas mendeskripsikan pemimpin yang secara keseluruhan memberikan karyawannya atau kelompok kebebasan dalam pembuatan keputusan dan menyelesaikan pekerjaan menurut cara yang menurut karyawannya paling sesuai (Robbins dan Coulter, 2002, p. 460).
Menurut Sukanto (1987) ciri-ciri gaya kepemimpinan kendali bebas (pp.196-198) :
·         Kebebasan penuh bagi keputusan kelompok atau individu dengan partisipasi minimal dari pemimpin.
·         Bahan-bahan yang bermacam-macam disediakan oleh pemimpin yang membuat orang selalu siap bila dia akan memberi informasi pada saat ditanya.
·         Sama sekali tidak ada partisipasi dari pemimpin dalam penentuan tugas.
·         Kadang-kadang memberi komentar spontan terhadap kegiatan anggota atau pertanyaan dan tidak bermaksud menilai atau mengatur suatu kejadian.
Ciri-ciri gaya kepemimpinan kendali bebas (Handoko dan Reksohadiprodjo, 1997, p. 304):
·         Pemimpin membiarkan bawahannya untuk mengatur dirinya sendiri.
·         Pemimpin hanya menentukan kebijaksanaan dan tujuan umum.
·         Bawahan dapat mengambil keputusan yang relevan untuk mencapai tujuan dalam segala hal yang mereka anggap cocok.
Contoh kasus;
MERDEKA.COM. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta tergantung survei Kebutuhan Hidup Layak (KHL). Namun, Ahok memastikan kenaikan UMP tidak mencapai 30 persen sesuai dengan tuntutan para buruh.
"Ya enggak bisa, sekarang berdasarkan KHL saja. Kalau survei hidup layak tidak naik tinggi, ya enggak naik tinggi. Kan kita juga mesti menjaga jangan sampai tutup kan usahanya," ujar Ahok di Balai Kota DKI, Jakarta, Kamis (2/10).
Kepala Dinas Tenaga Kerja DKI Jakarta Priyono berharap survei KHL dapat selesai pada bulan ini sehingga pada awal November nanti sudah dapat ditandatangani gubernur sebagai acuan penetapan UMP pada 2015 mendatang.
Dia memastikan UMP tahun depan alami kenaikan. Namun, Priyono belum mengetahui besaran kenaikan tersebut. Pasalnya, Pemprov DKI Jakarta masih harus berdiskusi dengan dewan pengupahan dan para serikat pekerja.
"Kenaikan pasti ada, tapi berapa persen harus dihitung dulu. Dasarnya kan ada inflasi, pertumbuhan ekonomi dan produktivitas," kata Priyono. (https://id.berita.yahoo.com/ahok-pastikan-ump-tahun-depan-naik-130300810.html)
Analisis kasus;
Basuki Tjahaja Purnama sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta memang telah menunjukkan karakter pribadi yang tegas, bijak, lugas, dan terbuka kepada publik. Biarpun ada pihak yang menolak pelantikannya sebagai gubernur DKI Jakarta menggantikan Joko Widodo, beliau tetap tidak goyah pada pendiriannya.
Dalam kaitannya dengan Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta, Ahok memastikan adanya kenaikkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa beliau memperhatikan nasib buruh dan akan menyejahterakannya. Langkah yang diambilnya ini menurut saya dianggap bijak karena beliau melakukan survei Kebutuhan Hidup Layak (KHL) terlebih dahulu sebelum menaikkan UMP agar keputusan pemerintah DKI Jakarta tidak salah sasaran.
Sumber-
Setiawan, Budhi dan Eddy Madiono Sutanto. 2000. "Peranan Gaya Kepemimpinan yang Efektif dalam
Upaya Meningkatnkan Semangat dan Kegairahan Kerja Karyawan di Toserba Sinar Mas Sidoarjo". Jurnal Managemen dan Kewirausahaan. Vol. 2, No. 2 September 2000: 29-43.
Situmorang, Nina Zulida. 2011. "Gaya Kepemmpinan Perempuan". Proceeding PESAT (Psikologi,
Ekonomi, Sastra, Arsitektur dan Sipil) Universitas Gunadarma. Vol. 4 Oktober 2011.
Tampi, Gina Sheelsa. 2013. "Kepemimpinan dan Kompensasi Pengaruhnya terhadap Kinerja Karyawan
dan Dampaknya terhadap Organization Citizenship Behavior". Jurnal EMBA. Vol. 1 No. 3 Juni 2013, Hal. 921-929.
Yusmardi, dkk. 2002. "Dasar dasar Kepemimpinan dalam Pelaksanaan Keselamatan Kerja di Pabrik".
                      Jurnal R & B. Volume 2 Nomor 1, Maret 2002.
http://xiaolichen14.wordpress.com/2013/11/24/psikologi-manajemen/