Empowerment, stress, dan konflik
A.
Definisi Empowerment
Menurut
Agung (2003), Empowerment adalah
sesuatu yang baik dan harus dilakukan, terutama jika dibutuhkan. Menurut pearce
(2007), pemberdayaan (empowerment)
adalah tindakan yang memberikan seorang individu atau tim hak dan fleksibelitas
untuk membuat keputusan dan melaksanakan tindakan. Hal ini semakin diperluas
dan sangat disarankan di banyak organisasi saat ini.
B.
Kunci Efektif Empowerment
Konsep
pemberdayaan (empowerment), menurut Friedmann muncul karena adanya dua
primise mayor, yaitu “kegagalan” dan “harapan”. Kegagalan yang dimaksud adalah
gagalnya model pembangunan ekonomi dalam menanggulangi masalah kemiskinan dan
lingkungan yang berkelanjutan, sedangkan harapan muncul karena adanya
alternatif-alternatif pembangunan yang memasukkan nilai-nilai demokrasi,
persamaan gender, peran antara generasi dan pertumbuhan ekonomi yang memadai.
Dengan dasar pandangan demikian, maka pemberdayaan masyarakat erat kaitannya
dengan peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan
pada masyarakat, sehingga pemberdayaan masyarakat amat erat kaitannya dengan
pemantapan, pembudayaan dan pengamalan demokrasi.
Selanjutnya
Friedmann dalam Prijono dan Pranaka (1996) menyatakan bahwa kekuatan aspek
sosial ekonomi masyarakat menjadi akses terhadap dasar-dasar produksi tertentu
suatu rumah tangga yaitu informasi, pengetahuan dan ketrampilan, partisipasi
dalam organisasi dan sumber-sumber keuangan, ada korelasi yang positif, bila
ekonomi rumah tangga tersebut meningkatk aksesnya pada dasar-dasar produksi
maka akan meningkat pula tujuan yang dicapai peningkatan akses rumah tangga
terhadap dasar-dasar kekayaan produktif mereka.
Misalnya,
suatu program daur ulang masyarakat, kelas keaksaraan untuk orang dewasa, dan
operasi perlindungan kaum wanita akan dapat dilakukan sedemikian rupa sehingga
orang-orang terlibat, dan masyarakat sebagai suatu keseluruhan, diberdayakan
oleh proses tersebut. Untuk mencapainya, warga masyarakat harus didorong untuk
mengambil kendali dari proyek-proyek itu sendiri, dan melalui cara itu belajar
bahwa mereka dapat benar-benar mempunyai kontrol terhadap masyarakat dan
kehidupan mereka. Mereka kemudian tidak hanya dipandang sebagai ‘pembantu
sukarela’ tetapi sebagai bagian vital dari proses; proyek tersebut menjadi
proyek ‘mereka’.
C.
Definisi Stress
Stress
adalah suatu kondisi anda yang dinamis saat seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan
apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang
tidak pasti dan penting.
D.
Sumber stress
Sumber-sumber
stress didalam diri seseorang : Kadang-kadang sumber stress itu ada didalam
diri seseorang. Salah satunya melalui kesakitan. Tingkatan stress yang muncul
tergantung pada rasa sakit dan umur inividu(sarafino,1990). Stress juga akan
muncul dalam seseorang melalui penilaian dari kekuatan motivasional yang
melawan, bila seseorang mengalami konflik. Konflik merupakan sumber stress yang
utama.
1. Sumber-sumber
stress di dalam keluarga : Stress di sini juga dapat bersumber dari interaksi
di antara para anggota keluarga, seperti : perselisihan dalam masalah keuangan,
perasaan saling acuh tak acuh, tujuan-tujuan yang saling berbeda dll. Misalnya
: perbedaan keinginan tentang acara televisi yang akan ditonton, perselisihan
antara orang tua dan anak-anak yang menyetel tape-nya keras-keras, tinggal di
suatu lingkungan yang terlalu sesak, kehadiran adik baru. Khusus pada
penambahan adik baru ini, dapat menimbulkan perasaan stress terutama pada diri
ibu yang selama hamil (selain perasaan senang, tentu), dan setelah kelahiran.
Rasa stress pada ayah sehubungan dengan adanya anggota baru dalam keluarga,
sebagai kekhawatiran akan berubahnya interaksi dengan ibu sebagai istrinya atau
kekhawatiran akan tambahan biaya. Pra orang tua yang kehilangan anak-anaknya
atau pasanganya karena kematian akan merasa kehilangan arti (sarafino,1990).
2. Sumber-sumber
stress didalam komunitas dan lingkungan : interaksi subjek diluar lingkungan
keluarga melengkapi sumber-sumber stress. Contohnya : pengalaman stress
anak-anak disekolah dan di beberapa kejadian kompetitif, seperti olahraga.
Sedangkan beberapa pengalaman stress oang tua bersumber dari pekerjaannya, dan lingkungan
yang stressful sifatnya. Khususnya ‘occupational stress’ telah diteliti secra
luas.
3. Pekerjaan dan
stress : Hampir semua orang didalam kehidupan mereka mengalami stress
sehubungan denga pekerjaan mereka. Tidak jarang situasi yang ‘stressful’ ini kecil
saja dan tidak berarti, tetapi bagi banyak orang situasi stress itu begitu
sangat terasa dan berkelanjutan didalam jangka waktu yang lama. Faktor-faktor
yang membuat pekerjaan itu ‘stressful’ ialah :
a. Tuntutan kerja
: pekerjaan yang terlalu banyak dan membuat orang bekerja terlalu keras dan
lembur, karena keharusan mengerjakannya.
b. Jenis pekerjaan
: jenis pekerjaan itu sendiri sudah lebih ‘stressful’ dari pada jenis pekerjaan
lainnya. Pekerjaan itu misalnya : jenis pekerjaan yang memberikan penilaian atas
penampilan kerja bawahannya (supervisi), guru, dan dosen.
c. Pekerjaan yang
menuntut tanggung jawab bagi kehidupan manusia : contohnya tenaga medis
mempunyai beban kerja yang berat dan harus menghadapi situasi kehidupan dan
kematian setiap harinya. Membuat kesalahan dapat menimbulkan konsekuensi yang
serius.
E. Pendekatan
Stress
Ada dua pendekatan dalam manajemen stress, yaitu:
1. Pendekatan Individual
a. Penerapan manajemen waktu
Pengaturan waktu yang sangat tepat akan menjamin
seseorang tidak akan menjadi stres. Dikarenaka setiap orang pastinya memiliki
rasa lelah yang sangat besar dan perlukan pembagian waktu untuk istirahat dan
merelaksasikan tubuh dari kepadatan jadwal kerja. Pola pembagian waktu yang
baik antar waktu bekerja, beridah, dan waktu istirahat. Waktu bekerja antara
jm7 pagi sampai jm6 sore, setelah itu kemungkinan daya tingkat kejenuhan
seseorang akan meningkat disaat itulah diperlukan istirahat yang cukup untuk
mengembalikan rasa lelah.
b. Penambahan waktu olah raga
Dalam tubuh manusia diperluakan olah raga yang
dapat mengatur dan merangsang syaraf motorik dan otot-otot sehingga membuat
badan kita menjadi bugar. Ketahanan fisik yang dimiliki pun akan semakin baik.
Olah raga pun bisa dilakukan seminggu 3 kali atau 1 minggu sekali. Bisa dengan
joging di pagi atau di sore hari, cukup melakukan olah raga yang ringan.
c. Pelatihan relaksasi
Setelah melakukan kerja yang cukup padat dan
banyak, tentunya membuat tubuh menjadi lelah dan diperlukan relaksasi yang
membantu menenangkan tubuh yang tegang menjadi relaks. Merefres otak yang sudah
di pakai untuk bekerja setiap hari. Cara yang ampuh dalam relaksasi bisa dengan
mendengarkan musik atau menonton film sambil bersantai. Namun ada juga yang
malakukan meditasi atau yoga.
d. Perluasan jaringan dukungan social
Berhubungan dengan banyak orang memang sanagt
diperlukan. Selain dengan mempermudah dalam pekerjaan, dengan memiliki banyak
jaringan pertemanan juga bisa kita manfaatkan sebagi tempat berbagi dalam
memecahkan masalah yang di alami. Terkadang setiap orang hal seperti ini sangat
diperlukan sekali. Karena itu manusia adalah makhluk sosial yang saling butuh
membutuhkan.
2. Pendekatan Organisasional
a. Menciptakan iklim organisasional yang
mendukung.
Banyak organisasi besar saat ini cenderung
memformulasi struktur birokratik yang tinggi yang menyertakan infleksibel. Ini
dapat membawa stres kerja yang sungguh-sungguh. Strategi pengaturan mungkin
membuat struktur lebih desentralisasi dan organik dengan membuat keputusan
partisipatif dan aliran keputusan ke atas. Perubahan struktur dan proses
struktural mungkin akan menciptakan iklim yang lebih mendukun bagi pekerja,
memberikan mereka lebih banyak kontrol terhadap pekerjaan mereka, dan mungkin
akan mencegah atau mengurangi stres kerja mereka.
b. Adanya penyeleksian personel dan penempatan
kerja yang lebih baik.
Pada dasarnya kemampuan ilmun atau skil yang
dimiliki oleh seyiap orang mungkin akan berbede satu dengan yang lainnya.
Penempatan kerja yang sesuai dengan keahlian sangat menunjang sekali
terselesaikannya suatu pekerjaan. Penyesuaiaan penempatan yang baik dan
penseleksian itu yang sangat diperluakan suatu perusahaan atau organisasi agar
setiap tujuan dapat tercapai dengan baik. Seperti halnya seorang petani yang
tidak tahu bagaimana seorang nelayan yang mencari ikan, tentunya akan
kesulitan.
c. Mengurangi konflik dan mengklarifikasi
peran organisasional.
Konflik dalam sebuah organisasi mungkin adalah hal
yang wajar dan mungkin sering juga terjadi. Konflik apapun yang terjedi
tentunya akan menimbulkan ketidak jelasan peran suatu organisasional tersebut.
Mengidentifikasi konflik penyebab stres itu sangat diperlukan guna mengurangi
atau mencegah stres itu sendiri. Setiap bagian yang dikerjakan membutuhkan
kejelasan atas setiap konflik sehingga ambigious itu tidak akan terjadi. Peran
organisasi itu yang bisa mengklarifikasikan suatu konflik yang terjadi sehingga
terjadilah suatu kejelasan dan bisa menegosiasikan konflik.
d. Penetapan tujuan yang realistis.
Setiap organisasi pastinya memiliki suatu tujuan
yang pasti. Baik bersifat profit maupun non profit. Namun tujuan organisasi itu
harus juga bersifat real sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh organisasi
tersebut. Kemampuan suatu organisasi dapat dilihat dari skli yang dimiliki oleh
setiap orang anggotanya. Dengan tujuan yang jelas dan pasti tentunya juga
sesuai dengan kemampuan anggotanya maka segala tujuan pasti akan tercapai pula.
Namun sebaliknya jika organisasi tidak bersikap realistis dan selalu menekan
anggotanya tanpa adanya kordinasi yang jelas stres itu akan timbul.
e. Pendesainan ulang pekerjaan.
Stres yang terjadi ketika bekerja itu kemungkina
terjadi karena faktor kerjaan yang sangat berat dan menumpuk. Cara menyikapi
dan mengatur program kerja yang baik adalah membuat teknik cara pengerjaannya.
Terkadang setiap orang mengerjakan pekerjaan yang sulit terlebih dahulu dari
pada yang mudah. Seseorang akan terasa malas dan enggan untuk mengerjakan
pekerjaannya ketika melihat tugas yang sudah menumpuk maka akan timbul stres.
Strategi yang dilakukan adalah melakukan penyusunan pekerjaan yang muadah
terlebih dahulu atau pekerjaan yang dapat dikerjakan terlebih dahulu. Sedikit
demi sedikit pekerjaan yang menumpuk pun akan terselesaikan. Dengan kata lain
stres pun bisa dihindari dan bisa dikurangi.
f. Perbaikan dalam komunikasi organisasi.
Komunikasi itu sangatlah penting sekali dalam
berorganisasi. Komunikasi dapat mempermudah kerja seseorang terutama dalam team
work. Sesama anggota yang tergabung dalam satu kelompok selalu berkordinasi dan
membicarakan program yang akan dilakukan. Komunikasinya pun harus baik dan
benar. Perbedaan cara kordinasi dan instruksi ke atasan mau pun bawahan. Sering
sekali terjadi kesalahan dan tidak mampu menempatkan posisi dan jabatan
sehingga terjadi kesalahan dalam mengkomunikasikan.
g. Membuat bimbingan konseling
Bimbingan konseling ini bisa dirasakan cukup dalam
mengatasi stres. Konseling yang dilakukan kepada psikolog yang lebih kompeten
dalam masalah kejiwaan seseorang. Psikologis seseorang terganggu sekali ketika
stres itu menimpa. Rasa yang tidak tahan dan ingin keluar dari tekanan-tekanan
yang dirasakan tentunya akan menambah rasa stres yang dihadapinya. Konseling
dengan psikolog sedikitnya mungking bisa membantu keluar dari tekanan stres.
Sumber:
Agung, Y. (2003). 101 konsultasi praktis pemasaran. Jakarta: Elex media komputindo.
http://hal`amanbelakank.blogspot.com/2013/04/manajemen-stres-dalam-prilaku-organisasi.html
Pearce & Robinson. (2007). Manajemen strategi edisi 10. Jakarta:
Salemba empat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar