Rabu, 25 Maret 2015

Psikoterapi # (tugas 3)



Terapi Psikoanalisis
A.    Konsep Dasar Psikoanalisis tentang Kepribadian
Menurut Sigmund freud bahwa konsep psikoanalisa adalah konsep tentang ketidaksadaran dalam kepribadian.
1.      Beberapa hakikat manusia menurut freud :
a.       Anti rasionalisme.
b.      Mendasari tindakannya dengan motivasi yang tak sadar ,konflik dan simbolisme.
c.       Manusia secara esensial bersifat biologis terlahir dengan dorongan-dorongan instruktif sehingga perilaku merupakan fungsi yang bereaksi kea rah dorongan tadi.
d.      Semua kejadian psikis ditentukan oleh kejadian psikis sebelumnya.
e.       Kesadaran merupakan suatu hal yang tidak biasa dan tidak merupakan proses yang tidak biasa.
2.      Teori kepribadian di bagi menjadi tiga hal yaitu :
a.       Struktur kepribadian
Pada struktur kepribadian terdiri atas tiga sistem yaitu Id,  Ego, dan super Ego yang dari ketiganya mempunyai fungsi, sifat, prinsip, dan dinamika masing-masing yang saling berhubungan satu sama lain. Tiga struktur kepribadian :
1)      Id
Yaitu aspek biologi yang merupakan sistem kepribadian yang asli. Id mempunyai energi yang dapat mengaktifkan Ego dan Super Ego dan energi id dapat meningkat oleh perasaan dari dalam maupun luar karena pada dasarnya  Id setiap manusia berisi tentang hal yang di bawa sejak lahir seperti insting.
Prinsip id:
Apabila energi meningkat selalu menimbulkan ketegangan, maka id akan mereduksikan energi untuk tersebut untuk menghilangkan ketegangan tersebut.
2)      Ego
Yaitu aspek psikologi yang timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan dengan dunia nyata. yang berprinsip kenyataan dan melanjutkan proses primer dengan proses sekunder. Proses sekunder di sini adalah usaha untuk menghasilkan sesuatu yang nyata yang dimuali dengan merumuskan suatu rencana untuk pemuasan kebutuhan dan mengujinya dengan suatu tindakan.
3)      Super Ego
Yaitu Aspek sosiologis yang mencerminkan nilai – nilai tradisional serta cita – cita yang ada di dalam kepribadian setiap individu. Fungsi super Ego dalam hubungan dengan fungsi id dan ego yaitu :
a)      Merintangi implus-implus id terutama implus seksual dan agresif yang pernyatannya sangat di tentukan oleh masyarakat.
b)      Mendorong Ego untuk lebih mengejar hal-hal yang moralitas daripada realitas.
c)      Mengejar kesempurnaan.
b.      Dinamika Kepribadian
Dinamika kepribadian terdiri dari cara bagaimana energi psikis itu di distribusikan serta di gunakan oleh id, ego, dan super ego. Oleh karena itu jumlah energi terbatas yang mengakibatkan terjadi persaingan dalam menggunakan energi tersebut.
c.       Perkembangan kepribadian
Menurur Freud kepribadian setiap individu mulai terbentuk pada tahun-tahun pertama di masa kanak-kanak pada umur lima tahun hampir semua struktur kepribadian telah terbentuk dan tahun-tahun berikutnya hanya menghaluskan struktur dasar tersebut. Kepribadian berkembang berhubungan dengan empat pokok sumber ketegangan yaitu :
1)      Proses pertumbuhan fisiologis ( kedewasaan )
2)      Frustasi
3)      Konflik
4)      Ancaman
d.      Fase- fase perkembangan kepribadian setiap individu :
1)      Fase oral    : 0 s.d 1 tahun, pada fase ini mulut merupukan daerah pokok dari aktivitas dinamis.
2)      Fase anal   : 1 s.d 3 tahun, pada fase ini kateksis dan anti kateksis berpusat pada anal (pembuangan kotoran) .
3)      Fase phallis : 3 s.d 5 tahun , pada fase ini alat kelamin merupakan daerah erogen terpenting .
4)      Fase latent : 5 s.d 13 tahun , pada fase ini implus-implus cenderung untuk ada dalam  keadaan tertekan .
5)      Fase pubertas : 12 s.d 20 tahun , pada fase ini implus-implus yang selama pada fase latent seakan-akan tertekan, menonjol dan membawa aktivitas-aktivitas yang dinamis.
6)      Fase genital : pada fase ini individu telah beruabah dari mengejar kenikmatan menjadi orang dewasa yang telah di sosialisasikan dengan realitas. Tetapi fungsi pokok fase genital adalah reproduksi.
B.     Teknik-teknik Terapi
1.      Asosiasi Bebas
Teknik pokok dalam terapi psikoanalisa adalah asosiasi bebas. Terapis memerintahkan klien untuk menjernihkan pikirannya dari pemikiran sehari-hari dan sebanyak mungkin untuk mengatakan apa yang muncul dalam kesadarannya. Yang pokok, adalah klien mengemukakan segala sesuatu melalui perasaan atau pikiran dengan melaporkan secepatnya tanpa sensor.
Asosiasi bebas adalah salah satu metode pengungkapan pengalaman masa lampau dan penghentian emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi traumatik di masa lalu. Hal ini dikenal sebagai katarisis. Katarisis secara sementara dapat mengurangi pengalaman klien yang menyakitkan akan tetapi tidak memegang peranan utama dalam proses penyembuhan. Sebagai suatu cara membantu klien memperoleh pengetahuan dan evaluasi diri sendiri, terapis menafsirkan makna-makna yang menjadi kunci dari asosiasi bebas. Selama asosiasi bebas tugas terapis adalah untuk menidentifikasi hal-hal yang tertekan dan terkunci dan terkunci dalam ketidaksadaran.
Cara terapinya yaitu teknik dasar untuk melakukan psikoanalisa ini adalah dengan meminta klien berbaring di dipan khusus (couch) dan terapis duduk dibelakangnya jadi posisi klien menghadap ke arah lain, tidak bertatapan dengan terapis. Klien diminta mengemukakan apa yang muncul dalam pikirannya dengan bebas, tanpa merasa terhambat, tertahan dan tanpa harus memilih mana yang dianggap penting atau tidak penting. Terapis yang duduk di belakang dipan khusus pada dasarnya mendengarkan tanpa menilai atau memberi kritik dan memperlihatkan sikap ingin mengetahui lebih banyak tentang klien. Namun pada saat-saat tertentu, terapis memotong asosiasi bebas yang sedang dikemukakan oleh klien bilamana dianggap penting untuk memperjelas hubungan-hubungan antara asosiasi-asosiasi satu sama lain misalnya ada kaitanya dengan mimpi-mimpi yang dialam.
2.      Interpretasi
Interpretasi adalah prosedur dasar yang digunakan dalam anaisis   asosiasi bebas, analisis mimpi, analisis resistensi dan analisis transparansi. Prosedurnya terdiri atas penetapan analisis, penjelasan, danbahkan mengajar klien tentang makna perilaku yang dimanifestasikan dalam mimpi, asosiasi bebas, resistensi dan hubungan teraupetik itu sendiri. Fungsi interperasi adalah membiarkan ego untuk mencerna materi baru dan mempercepat proses menyadarkan hala-hal yang tersembunyi. Ada tiga hal yang harus di perhatikan dalam interpretasi sebagai teknik terapi. Pertama, interpretasi hendaknya disajikan pada saat gelaja yang diinterpretasikan berhubungan erat dengan hal-hal yang disadari klien. Kedua, interpretasi hendaknya selalu dimulai daripermukaan dan baru menuju ke hal-hal yang dalam yang dapat dialami. Oleh situasi emosional klien. Ketiga, memetapkan resistensi pertahanan sebelum menginterpretasikan emosi atau konflik.
3.      Analisis Mimpi
Analisis mimpi merupakan prosedur yang penting untuk membuka hal-hal yang tidak disadari dan membatu klien untuk memperoleh penjelasan kepada masalah-masalah yang belum terpecahkan. Selama tidur pertahanan menjadi lemah dan perasaan-perasaan yang tertekan menjadi muncul ke permukaan. Freud melihat bahwa mimpi sebagai “royal to the uncouncious”, dimana dalam mimpi semua keinginan, kekbutuhan,dan ketakutan yang tidak disadari diekspresikan. Beberapa motivasi yang tidak diterima oleh orang lain dinyatakan dalam simbolik dari pada secara terbuka dan langsung.
4.      Analisis dan Interpretasi Resistensi
Resistensi sebagai suatu konsep fundamental praktek-praktek psikoanalisa yang bekerja melawan kemajuan terapi dan mencegah klien untuk menampilkan hal-hal yang tidak disadari. Frued memandang resistensi sebagai suatu dinamika yang tidak disadari yang mendorong seseorang untuk mempertahankan terhadap kecemasan.resistensi bukan sesuatu yang harus diatasi karena hal itu merupakan gambaran pendekatan pertahanan klien dalam kehidupan sehari-hari. Resistensi harus diakui sebagai alat pertahanan menghadapi kecemasan.
5.      Analisis dan Interpretasi dan Transperensi
Seperti halnya resistensi, transperensi (pemindahan) terletak dalam arti terapi psikoanalisa dalam proses terapeutik pada saat dimana kegiatan-kegiatan klien masa lalu yang tak terselesaikan dengan orang lain, menyebabkan dia mengubah masa kini dan mereaksi kepada analisis sebagai yang dilakukan kepada ibunya atau ayahnya. Kini, dalam hubungan dengan konselor klien mengalami kembali perasaan penolakan permusushan yang pernah dialamiterhadap orang tuanya.

Sumber:
Basuki, Heru. 2008. Psikologi Umum. Jakarta. Gunadarma.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar