Terapi
Humanistik Eksistensial
A. Konsep Dasar Pandangan Humanistik tentang
Kepribadian
Perhatian pada makna kehidupan
merupakan hal yang membedakan antara psikologi humanistik dan psikologi lain.
Manusia bukanlah pelaku panggung masyarakat, bukanlah pencari identitas tapi
juga bukan pencari makna.
Carl rogers (bapak psikologi
humanistik) memberikan gambaran besar pandangan psikologis humanistik;
1.
Setiap
manusia hidup dalam pengalaman yang bersifat pribadi dimana dia, sang aku, atau
diriku menjadi pusat. perilaku manusia berpusat pada konsep diri, yaitu perepsi
manusia terhadap identitas diri yang bersifat fleksibel dan beruba-ubah yang
muncul dari satu medan fenomena.
2.
Individu
bereaksi pada situasi sesuai dengan persepsi tentang dirinya dan dunianya, ia
bereaksi pada ''realita'' seperti apa yang dipersepsikan olehnya, dan dengan
cara yang sesuai dengan konsep dirinya.
3.
Anggapan
adanya ancaman terhadap dirinya akan diikuti oleh pertahanan diri berupa
penyempitan dan pengakuan persepsi dan perilaku, penyesuaian serta penggunaan
mekanisme pertahanan ego seperti rasionalisasi .
4.
Kecenderungan
batiniah manusia menuju kesehatan dan keutuhan diri dalam kondisi yang normal,
ia berperilaku rasional dan konstruktif serta memilih jalan munuju pengembangan
dan aktualisasi.
Dalam pandangan aliran ini, manusia
pada dasarnya adalah baik dan bahwa potensi manusia adalah tidak terbatas.
Pandangan ini sangat optimistik dan bahkan terlampau optimistik terhadap upaya
pengembangan sumber daya manusia, sehingga manusia dipandang sebagai penentu
yang mampu melakukan play god (peran tuhan). Karena tingginya kepercayaan
terhadap manusia, maka sangat mungkin muncul sikap membiarkan terhadap perilaku
apapun yang dilakukan orang lain.
B. Unsur-unsur
Terapi
1. Munculnya gangguan
Model humanistik kepribadian, psikopatologi, dan psikoterapi
awalnya menarik sebagian besar konsep-konsep dari filsafat eksistensial,
menekankan kebebasan bawaan manusia untuk memilih, bertanggung jawab atas
pilihan mereka, dan hidup sangat banyak pada saat ini. Hidup sehat di sini dan
sekarang menghadapkan kita dengan realitas eksistensial menjadi, kebebasan,
tanggung jawab, dan pilihan, serta merenungkan eksistensi yang pada gilirannya
memaksa kita untuk menghadapi kemungkinan pernah hadir ketiadaan. Pencarian
makna dalam kehidupan masing-masing individu adalah tujuan utama dan aspirasi
tertinggi. Pendekatan humanistik kontemporer psikoterapi berasal dari tiga
sekolah pemikiran yang muncul pada 1950-an, eksistensial, Gestalt, dan klien
berpusat terapi.
2. Tujuan Terapi
a. Menyajikan kondisi-kondisi untuk
memaksimalkan kesadaran diri dan pertumbuhan.
b. Menghapus penghambat-penghambat
aktualisasi potensi pribadi. membantu klien menemukan
dan menggunakan kebebasan memilih dan memperluas kesadaran diri.
c. Membantu klien agar bebas dan
bertanggung jawab atas arah kehidupan sendiri.
3. Peran Terapis
Menurut Buhler dan Allen, para ahli psikoterapi Humanistik
memiliki orientasi bersama yang mencakup hal-hal berikut :
a. Mengakui pentingnya pendekatan dari
pribadi ke pribadi.
b. Menyadari peran dan tanggung jawab
terapis.
c. Mengakui sifat timbale balik dari
hubungan terapeutik.
d. Berorientasi pada pertumbuhan.
e. Menekankan keharusan terapis
terlibat dengan klien sebagai suatu pribadi yang menyeluruh.
f. Mengakui bahwa putusan-putusan dan
pilihan-pilihan akhir terletak di tangan klien.
g. Memandang terapis sebagai model,
bisa secara implicit menunjukkan
kepada klien potensi bagi tindakan kreatif dan positif.
h. Mengakui kebebasan klien untuk
mengungkapkan pandagan dan untuk mengembangkan tujuan-tujuan dan nilainya
sendiri.
i.
Bekerja
ke arah mengurangi kebergantungan klien serta meningkatkan kebebasan klien.
C. Teknik-teknik
Terapi Humansitik
Sepanjang proses terapeutik, kedudukan teknik adalah nomor
dua dalam hal menciptakan hubungan yang akan bisa membuat konselor bisa secara
efektif menantang dan memahami klien. Teknik-teknik yang digunakan dalam
konseling eksistensial-humanistik, yaitu:
1. Penerimaan
2. Rasa hormat
3. Memahami
4. Menentramkan
5. Memberi dorongan
6. Pertanyaan terbatas
7. Memantulkan pernyataan dan perasaan
klien
8. Menunjukan sikap yang mencerminkan
ikut mersakan apa yang dirasakan klien
9. Bersikap mengijinkan untuk apa saja
yang bermakna
Sumber :http://himcyoo.wordpress.com/2012/06/07/konseling-eksistensial-humanistik-2/ (diakses 25 Maret 2015)
http://dhenytiyan.blogspot.com/2014/04/psikoterapi-2-terapi-humanistik.html (diakses 25 Maret 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar