Selasa, 16 Oktober 2012

Tugas-tugas Ilmu Budaya Dasar


TUGAS I Kebiasaan-kebiasaan yang ada di lingkungan sekitar

Masyarakat di lingkungan sekitar saya mempunyai acara rutin yang diselenggarakan setiap hari jum'at yaitu pengajian keliling. Pengajian ini dimulai pukul 16.00 s.d. 17.00 yang bertempat di balai-balai pertemuan tiap dusun dengan sistem keliling atau bergantian. Biasanya pengajian ini diisi ceramah oleh tokoh agama sekitar..
Tidak hanya acara kerohanian bagi masyarakat umum saja,tetapi ada juga rutinitas mengaji khusus untuk anak-anak yang diselenggarakan setiap hari senin dan kamis pukul 15.00 s.d 16.00.
Tujuan dari diselenggarakannya acara ini adalah agar kita sebagai masyarakat harus tetap mempunyai pola piker bahwa kita ini makhluk beragama yang selalu menyertakan Alloh SWT disetiap langkah kita.
Pribadi seseorang juga akan dipengaruhi oleh bagaimana kebiasaan-kebiasaan yang ada di masyarakat sekitar orang tersebut. Kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat seperti contoh cerita di atas,dinilai sangat bermanfaat untuk membangun masyarakat dan generasi muda yang berwawasan imtak dan iptek. Karena zaman sekarang ini perkembangan iptek sudah sangat maju,maka perkembangan imtak juga harus berjalan selaras dengan perkembangan iptek tersebut. Bagaimanpun juga,imtak harus menjadi prioritas utama dalam menjalani kehidupan di dunia ini.



TUGAS II Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Budaya


1. Perkembangan IPTEK
Pada zaman sekarang ini,perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah semakin canggih. Tidak dipungkiri bahwa,siapa sih yang tidak mengenal internet? Internet adalah salah satu wujud perkembangan teknologi yang sudah tidak asing lagi bagi semua kalangan. Kenapa saya katakana semua kalangan? Karena internet sekarang ini sudah sangat familiar mulai dari anak-anak,remaja,sampai dewasa.
Internet adalah wadah di mana semua informasi dapat diperoleh dengan mudah dan bahkan gratis. Perubahan budaya yang di timbulkan oleh adanya internet ini misalnya,zaman dulu anak-anak masih memainkan permainan tradisional seperti egrang,congkak,lompat tali,namun dengan adanya internet,anak-anak pada masa sekarang ini sudah jarang sekali yang memainkan permainan tradisional tersebut,mereka lebih tertarik untuk bermain game online,facebook,twitter. Dengan kata lain permainan tradisional semakin langka.


 2. Globalisasi
Globalisasi adalah suatu proses di mana manusia di dunia saling berinteraksi,bergantung,atau terkait satu sama lain baik antar individu maupun kelompok secara menyeluruh. Dengan interaksi ini,maka pastinya aka nada pertukarang budaya. Setidaknya aka nada budaya yang masuk dari luar negeri. Budaya asing tersebut tentu akan mempengaruhi budaya dalam negeri. Misalnya,cara berpakaian. Banyak anak muda sekarng ini yang meniru cara berpakaina dari Negara lain,misalnya Korea. Berpakaian ala orang korea atau lebih dikenal Korean style sudah lama menjadi trend di kalangan anak muda.
 Contoh lain misalkan dalam bidang musik. Musik-musik asing sekarang  ini lebih dikenal generasi penerus bangsa dibandingkan musik dalam negeri,seperti campur sari. Mungkin mereka berpendapat bahwa musik-musik dalam negeri seperti campur sari dalah musik yang kuno dan tidak menarik. Tapi,sebagai generasi penerus bangsa yang baik,kita harus benar-benar mencintai dan mengakui karya-karya dalam negeri. Kita juga harus bangga bahwa inilah warisan budaya dari leluhur kita yang harus dijaga dan pertahankan agar tidak diakui atau diambil oleh bangsa lain.

       3. Media Massa
Berbagai macam media massa yang sudah semakin berkembang juga termasuk faktor yang berpengaruh terhadap perubahan budaya. Misalnya koran,Koran adalah salah satu contoh media massa yang berbentuk tulisan. Seiring dengan berjalannya waktu,membaca Koran sudah menjadi budaya dikalangan masyarakat. Berbagai macam dan jenis Koran yang ada sekarang ini,dengan isi dan tampilan yang menarik,semakin meningkatkan ketertarikan masyarakat untuk membaca. Bukan hanya Koran saja,tetapi media massa tertulis lainnya juga demikian. Kebiasaan membaca dewasa ini sudah menjadi buaday baru. Tentu kita sudah tidak asing dengan slogan “Mari kita budayakan membaca”.



1. PUISI


BUDAYA INDONESIA YANG HILANG

Indonesia kaya akan budaya
Beragam banyak pulau,beragam pula kebudayaannya
Namun kebudayaan itu telah hilang
Banyak kebudayaan luar yang silir berganti
Dimanakah jati diri Indonesia?
Akankah jati diri itu kembali lagi?
Tapi sayangnya semuan itu hanya mimpi
Banggkit,bangkit lah Indonesia
Bertahun-tahun pejuang membela tanah air Indonesia
Untuk mendapatkan kemerdekaan Indonesia
Dia berbaring,tetapi bukan tidur
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata,kita sedang perang
Kedua  lengannya memelik senapan
Menagkap sepi padang senja
Wahai pemuda-pemudi Indonesia
Hargailah kebudayaan Indonesia
Janganlah kalian malu mengakui
Bahwa itu kebudayaan Indonesia
Karena kebudayaan itu aset negara



Reformasi Budaya


Bangsa kita kaya akan budaya
Budaya di banngsa kita kaya
Berbudayakah bangsa kita
Budaya siapakah dia

Reformasi… .
Kebebasan berekspresi
Kebabasan membuka diri
Kebebasan tuk memberi

Reformasi… .
Haruskah budaya juga
Kebebasan yang ada semkin tak terjaga
Bebas tapi terpenjara

Ada budaya di bangsa kita
Yang harus di ubahkan
Ada budaya di bangsa kita
Yang harus di lestarikan

Budaya harus kita jaga agar tak ternodai
Jangan budayakan korupsi
Budayakan puisi
Budayakanlah seni

Budaya yang ada sedikit yang murni
Budaya yang murni sedikit ada
Hati nurani kadang berkata
Inikah budaya bangsa

Bangsa yang kaya akan budaya
Bangsa yang selalu berjaya
Bangsa kita harus berjaya
Bangsa kita harus berbudaya

Mari generasi muda bangsa
Kita jaga dan hormati budaya bangsa
Bukan budaya para penguasa
Budaya yang harus dijaga adalah budaya bangsa

Budaya berasal dari Budi dan Daya
Akal sehat tuk berkarya
Membangun nusa dan bangsa
Membawa Kehormatan bangsa



2. PROSA
Prosa Lama :
 
Fabel
Angkaro dan Tunturana
Dua kor kepiting, Angkaro dan Tuturana, bersahabat karib. Mereka tinggal bersama di pinggir laut, di balik bebatuan. Mereka bersembunyi karena takut pada orang-orang yang mencari ikan dan kepiting. Apabila laut pasang, mereka bermain tanpa takut akan ditangkap manusia.
Pada suatu malam, ketika bulan purnama, Angkaro dan Tuturana keluar menikmati keindahan alam.
” Sahabat, bagaimana kalau kita hiasi punggung kita agar kelihatan menarik ?” kata Angkaro.
”Bagus sekali idenya. Kita memang perlu mempercantik diri agar kelihatan menarik. Tapi, bagaimana caranya ? ” tanya Tuturana.
”Bagini.”sahut Angkaro, ”Kita lukis punggung kita dengan cat warna-warni yang menarik.”
” Wah, menarik sekali.Bagaimana kalau aku dulu yang dilukis. Boleh atau tidak ? tanya Tuturana.
”Baiklah.”kata Angkaro.
Angkaro mulai mengukir punggung Tuturana. Punggung Tuturana  dihiasi dengan bulatan-bulatan dari muka ke belakang, dan dari atas ke bawah. Lukisan itu sangat mempesona.
”Sudah selesai sahabat.”kata Angkaro.
Tuturana bercermin pada di air laut yang jernih.
“Bagus, bukan?”tanya Angkaro.
“Bagus sekali. Terima kasih sahabat.”kata Tuturana,
”Sekarang giliranku.”kata Angkaro.
Tiba-tiba air laut surut. Datanglah pencari ikan membawa obor. Kedua ekor kepiting itu pun terkejut. Berlarilah mereka untuk menghindari bahaya.
”Maaf, sahabat. Orang-orang sudah datang untuk menangkap kita. Tidak ada waktu lagi untuk melukis punggungmu.” kata Tuturana.
”Tidak punggungku harus kamu ukir !” teriak Angkaro.
Melihat obor-obor semakin dekat, Tunturana menggambari punggng Angkaro dengan dengan kuas dan cat tanpa bentuk. Punggung Angkaro sekarang penuh dengan garis tidak karuan karena tergesa-gesa hendak menyelamatkan diri.
Angkaro terpaksa menerima keadaan. Keduanya berkawan dalam bentuk yang amat berbeda: Tuturana cantik dan Angkaro jelek.



Hikayat


Hikayat Amir

Dahulu kala di Sumatra, hiduplah seorang saudagar yang bernama Syah Alam. Syah Alam mempunyai seorang anak bernama Amir. Amir tidak uangnya dengan baik. Setiap hari dia membelanjakan uang yang diberi ayahnya. Karena sayangnya pada Amir, Syah Alam tidak pernah memarahinya. Syah Alam hanya bisa mengelus dada.
Lama-kelamaan Syah Alam jatuh sakit. Semakin hari sakitnya semakin parah. Banyak uang yang dikeluarkan untuk pengobatan, tetapi tidak kunjung sembuh. Akhirnya mereka jatuh miskin.
Penyakit Syah Alam semakin parah. Sebelum meninggal, Syah Alam berkata”Amir, Ayah tidak bisa memberikan apa-apa lagi padamu. Engkau harus bisa membangun usaha lagi seperti Ayah dulu. Jangan kau gunakan waktumu sia-sia. Bekerjalah yang giat, pergi dari rumah.Usahakan engkau terlihat oleh bulan, jangan terlihat oleh matahari.”
”Ya, Ayah. Aku akan turuti nasihatmu.”                                  
Sesaat setelah Syah Amir meninggal, ibu Amir juga sakit parah dan akhirnya meninggal. Sejak itu Amir bertekad untuk mencari pekerjaan. Ia teringat nasihat ayahnya agar tidak terlihat matahari, tetapi terlihat bulan. Oleh sebab itu, kemana-mana ia selalu memakai payung.
Pada suatu hari, Amir bertmu dengan Nasrudin, seorang menteri yang pandai. Nasarudin sangat heran dengan pemuda yang selalu memakai payung itu. Nasarudin bertanya kenapa dia berbuat demikian.
Amir bercerita alasannya berbuat demikian. Nasarudin tertawa. Nasarudin berujar, ” Begini, ya., Amir. Bukan begitu maksud pesan ayahmu dulu. Akan tetapi, pergilah sebelum matahari terbit dan pulanglah sebelum malam. Jadi, tidak mengapa engkau terkena sinar matahari. ”
Setelah memberi nasihat, Nasarudin pun memberi pijaman uang kepada Amir. Amir disuruhnya berdagang sebagaimana dilakukan ayahnya dulu.
Amir lalu berjualan makanan dan minuman. Ia berjualan siang dan malam. Pada siang hari, Amir menjajakan makanan, seperti nasi kapau, lemang, dan es limau. Malam harinya ia berjualan martabak, sekoteng, dan nasi goreng. Lama-kelamaan usaha Amir semakin maju. Sejak it, Amir menjadi saudagar kaya.


Sumber :   
Bina Bahasa dan Sastra Indonesia kelas IV: Erlangga
Aku Cinta Bahasa Indonesia kelas IV , Tiga Serangkai 

http://karismawuri.multiply.com/journal/item/5?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem




Tidak ada komentar:

Posting Komentar